Hasil Anamnesis (Subjective) Gejala khas untuk Asma, jika ada maka meningkatkan kemungkinan pasien memiliki Asma, yaitu : 1. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada dewasa muda 2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari 3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya 4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang sangat tajam
| ASKEP ASMA BRONCHIALE |
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terdengar selama eksaserbasi asma yang berat karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent chest”. Pemeriksaan Penunjang 1. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter 2. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)
Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15% rasio APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol. Klasifikasi Klasifikasi asma bronkial Derajat Asma | Gejala | Gejala Malam | Faal Paru |
I. Intermiten
| Bulanan | APE ≥ 80% | Gejala< 1x/minggu | ≤ 2 kali sebulan | VEP1≥ 80% nilai prediksi | Tanpa gejala diluar serangan | APE ≥ 80% nilai terbaik | Serangan singkat | Variabiliti APE < 20% |
II. Persisten ringan
| Mingguan | APE > 80% | Gejala> 1 x/minggu, tetapi< 1 x/hari | >2 kali sebulan | VEP1≥ 80% nilai prediksi | Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur | APE ≥ 80% nilai terbaik Variabiliti APE 20% - 30% |
III. Persisten sedang
| Harian | APE 60 – 80% | Gejala setiap hari | >1 x/seminggu | VEP160 – 80% nilaiprediksi | Serangan mengganggu aktivitas dan tidur | APE 60 – 80% nilaiterbaik | | | | | | |
Penilaian derajat kontrol asma Penilaian klinis (4 minggu terakhir)
| Karakteristik | Terkontrol (tidak ada gejala) | Terkontrol sebagian (terdapat salah satu gejala) | Tidak terkontrol | Gejala harian | Tidak ada (≤ 2/minggu ) | > 2 /minggu | Tiga atau lebih gambaran asma terkontrol sebagian | Keterbatasan aktivitas | Tidak ada | Ada | Gejala malam/terbangun | Tidak ada | Ada | Butuh pelega/ pemakaian inhaler | Tidak ada (≤ 2 /minggu) | > 2 /minggu | Fungsi paru (APE atau KVP1 )*** | Normal | < 80 % prediksi atau nilai yang terbaik |
B. Penilaian risiko di masa akan datang (risiko eksaserbasi, ketidakseimbangan, penurunan fungsi paru, efek samping) | Gambaran yang dihubungkan dengan peningkatan risiko yang lebih parah di masa depan termasuk : Kontrol klinis yang buruk, jumlah eksaserbasi pertahun, riwayat perawatan karena asma, pajanan asap rokok, penggunaan obat dosis tinggi) | | | | | | | Semua eksaserbasi terjadi dalam pengobatan yang adekuat ** Berdasarkan definisi, eksaserbasi di minggu apapun membuat asma tidak terkontrol *** Tanpa pemberian bronkodilator Fungsi paru tidak untuk anak 5 tahun atau lebih muda
Diagnosis Banding Disfungsi pita suara, Hiperventilasi, Bronkiektasis, Kistik fibrosis, Gagal jantung, Defisiensi benda asing Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan 1. Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor pencetusnya. 2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang serta menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel di bawah ini.
Penatalaksanaan asma berdasarkan beratnya keluhan Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari
| Berat Asma
| Medikasi pengontrol harian | Alternatif / Pilihan lain | Alternatif lain | Asma Intermiten | Tidak perlu | ---- | ---- | Asma Persisten Ringan | Glukokortikoster oid inhalasi (200- 400 μg BB/hari atau ekuivalennya) |
• Teofilin lepas lambat • Leukotriene modifiers
| ---- | Asma Persisten Sedang | Kombinasi inhalasi glukokortikostero id (400-800 μg BB/hari atau ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama |
• Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB atau ekuivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat, atau • Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 μg BB/hari atau ekuivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau • Glukokortikosteroid
|
• Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau • Ditambah teofilin lepas lambat
| Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan) 1. Foto toraks 2. Uji sensitifitas kulit 3. Spirometri 4. Uji provokasi bronkus
Komplikasi Pneumotoraks, Pneumomediastinum, Gagal napas, Asma resisten terhadap steroid. Konseling dan Edukasi 1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah
membaik atau memburuk 2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala (asthma control test/ ACT) 3. Pola hidup sehat. 4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan: a) Menghindari setiap pencetus. b) Menggunakan bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk mencegah exercise induced asthma.
), jenis dan mekanisme kerja obatobatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter. Kriteria rujukan 1. Bila sering terjadi eksaserbasi. 2. Pada serangan asma akut sedang dan berat. 3. Asma dengan komplikasi.
Persiapan dalam melakukan rujukan bagi pasien asma, yaitu: 1. Terdapat oksigen. 2. Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi. 3. Pasien harus didampingi oleh dokter/tenaga kesehatan terlatih selama perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.
Prognosis 1. Ad sanasionam : bonam 2. Ad fungsionam : bonam 3. Ad vitam : bonam
|
0 Response to "SOP ASKEP ASMA BRONCHIALE RAWAT INAP PUSKESMAS,AKRIDITASI"
Post a Comment